Peluang Bisnis Blogger
Peluang Bisnis Blogger Sebagai Alternatif Usaha Bisnis Sampingan Guru/PNS ya,, judul yang cocok buat artikel yang satu ini karna Pendidik adalah profesi paling mulia di negeri ini. Pada zaman Belanda, seorang guru menduduki status sosial paling dihormati. Mereka masuk golongan priyayi dan setara dengan ambtenaar-ambtenaar lainnya.
Menanggapi berita pilu tersebut, sudah tiba waktunya kita mengampanyekan tentang upaya mengentaskan para guru kita dari jeratan kemiskinan yang tengah di hadapinya. Utamanya kepada para guru honorer yang hingga hari ini masih menunggu kesempatan untuk di-PNS-kan.
Demo turun ke jalan, saya rasa, hanya tindakan kontraproduktif. Saat mereka berteriak menyuarakan haknya di depan kantor-kantor pemerintahan, mereka telah meninggalkan anak-anak didiknya menganggur, tak menerima pelajaran.
Sesungguhnya mereka menyadari bahwa mendidik adalah wujud pengabdian terbaik kepada bangsa dan negara tercinta ini. Sudah waktunya mereka diberi jalan keluar untuk bisa mendapatkan penghasilan dari profesi sampingan. Biarlah mengajar tinggal menjadi sarana pengabdian mereka, sementara untuk menghidupi anak isterinya mereka mendapatkannya dari profesi sampingan.
Coba tengok para wasit FIFA yang memimpin pertandingan pada World Cup. Mereka adalah para lawyer, akuntan, pebisnis, serta profesi-profesi lainnya. Menurut hemat saya para pendidik di negeri kita juga harus demikian. Selama tidak banyak menyita dan mengganggu konsentrasi mengajarnya, mereka sah-sah saja untuk menggeluti profesi sampingan.
Menjadi pemulung saya rasa bukan satu-satunya profesi sampingan pilihan. Mengapa tidak menjadi seorang blogger saja? Dengan cara itu mereka bisa menuangkan segala idealismenya ke dalam tulisan-tulisan lalu diposting di blognya. Kesempatan ini pun bisa dimanfaatkan untuk memberikan materi-materi pelajaran tambahan yang tak sempat disampaikan di ruangan kelas.
Perlu dipahami, di luar pelajaran sekolah, para siswa juga memerlukan pengetahuan lain. Utamanya kiat-kiat dalam menapaki kehidupan sehari-harinya. Di samping sebagai seorang pendidik, seorang guru pun bisa bertindak sebagai seorang konselor. Para guru bisa memberikan bekal tentang cara mengatasi konflik yang sering dihadapi para muridnya. Dan itu semua bisa dituangkan dalam sebuah blog.
Seandainya tulisan-tulisan itu di mata robot mesin pencari seperti google dikategorikan sebagai postingan yang unik, saya rasa para pemasang iklan pun akan antri minta agar pariwara-pariwaranya itu bisa ditampilkan di blognya. Kualitas hidup para guru pun kemudian bisa meningkat berkat penghasilannya sebagai blogger.
Menanggapi berita pilu tersebut, sudah tiba waktunya kita mengampanyekan tentang upaya mengentaskan para guru kita dari jeratan kemiskinan yang tengah di hadapinya. Utamanya kepada para guru honorer yang hingga hari ini masih menunggu kesempatan untuk di-PNS-kan.
Demo turun ke jalan, saya rasa, hanya tindakan kontraproduktif. Saat mereka berteriak menyuarakan haknya di depan kantor-kantor pemerintahan, mereka telah meninggalkan anak-anak didiknya menganggur, tak menerima pelajaran.
Sesungguhnya mereka menyadari bahwa mendidik adalah wujud pengabdian terbaik kepada bangsa dan negara tercinta ini. Sudah waktunya mereka diberi jalan keluar untuk bisa mendapatkan penghasilan dari profesi sampingan. Biarlah mengajar tinggal menjadi sarana pengabdian mereka, sementara untuk menghidupi anak isterinya mereka mendapatkannya dari profesi sampingan.
Coba tengok para wasit FIFA yang memimpin pertandingan pada World Cup. Mereka adalah para lawyer, akuntan, pebisnis, serta profesi-profesi lainnya. Menurut hemat saya para pendidik di negeri kita juga harus demikian. Selama tidak banyak menyita dan mengganggu konsentrasi mengajarnya, mereka sah-sah saja untuk menggeluti profesi sampingan.
Menjadi pemulung saya rasa bukan satu-satunya profesi sampingan pilihan. Mengapa tidak menjadi seorang blogger saja? Dengan cara itu mereka bisa menuangkan segala idealismenya ke dalam tulisan-tulisan lalu diposting di blognya. Kesempatan ini pun bisa dimanfaatkan untuk memberikan materi-materi pelajaran tambahan yang tak sempat disampaikan di ruangan kelas.
Perlu dipahami, di luar pelajaran sekolah, para siswa juga memerlukan pengetahuan lain. Utamanya kiat-kiat dalam menapaki kehidupan sehari-harinya. Di samping sebagai seorang pendidik, seorang guru pun bisa bertindak sebagai seorang konselor. Para guru bisa memberikan bekal tentang cara mengatasi konflik yang sering dihadapi para muridnya. Dan itu semua bisa dituangkan dalam sebuah blog.
Seandainya tulisan-tulisan itu di mata robot mesin pencari seperti google dikategorikan sebagai postingan yang unik, saya rasa para pemasang iklan pun akan antri minta agar pariwara-pariwaranya itu bisa ditampilkan di blognya. Kualitas hidup para guru pun kemudian bisa meningkat berkat penghasilannya sebagai blogger.
Comments
Post a Comment